A.
Pendahuluan
(Sejarah Singkat Perusahaan)
Pada awal mula berdiri tahun 1984 dua mahasiswa
teknik asal Kanada yang bernama Mike Lazaridis yang kuliah di Universitas
Windsor kedunya bekerjasama membuat sebuah perusahaan yang bernama Research In
Motion. Perusahaan ini didirikan sebagai konsultan elektronik dan computer yang
berbasis di Waterloo dalam waktu empat tahun perusahaan tersebut akan berfokus pada
transmisi di atas wireless dan penyetingan wireless pada pelanggan dengan gelombang
radio.
Pada tahun 1988 perusahaan ini semakin
berkembang. Perusahaan Research In Motion ini menjadi sebuah perusahaan pertama
dalam bidang pengembangan teknologi data wireless pertama di Amerika Utara dan menjadi
salah satu perusahaan pertama di luar Skandinavia yang mengembangkan produk konektivitas
untuk jaringan penukar data dengan wireless. Teknologi ini pada dasarnya
digunakan untuk komunikasi bisnis seperti pemrosesan penjualan kartu kredit.
Pada Januari 2012 karena tidak berkembangnya
perusahaan, pendiri sekaligus CEO dari RIM Jim Balsille dan Mike Lazaridis mengundurkan
diri dari kepemimpinan, sedangkan jabatan tertinggi itu seterusnya akan dipegang
oleh Thorsten Heins, pada Januari 2013 RIM mengeluarkan BlackBerry APP Word
guna menyiapkan system operasi terbaru mereka yaitu BB10, BlackBerry App Word
menyediakan layanan penjualan music dan video sehingga membuat RIM memulai persaingan
langsung dengan iTunes milik APPLE dan Google Play. Setelah mengeluarkan BlackBerry
10 (Z10 dan Q10) RIM Secara resmi mengganti nama perusahaannya menjadi BlackBerry nama ini sesui dengan nama produk smartphone
andalan mereka.
B.
Landasan
Teori
a.
Analisa
SWOT
Definisi analisa SWOT yang lainnya yaitu
sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para
pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan
bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi
permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
1.
S
= Strength (Kekuatan)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun
kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat
ini. Yang perlu di lakukan di dalam
analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya
jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan
itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2.
W
= Weaknesses (Kelemahan)
Yaitu analisis kelemahan, situasi
ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan
pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu
perusahaan atau organisasi.
3.
O
= Opportunities (Peluang)
Yaitu analisis peluang, situasi atau
kondisi yang merupakan peluang di luar suatu organisasi atau perusahaan dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. Cara ini adalah
untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan
ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan
datang.
4.
T
= Threats (Hambatan)
Yaitu analisis ancaman, cara
menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan
ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran.
Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu
usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
b.
Matrik
SWOT
Menurut Rangkuti, Matrik SWOT dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif
strategis. Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT di atas :
1.
Strategi
SO (Strength and Oppurtunity)
Strategi SO (Strength and Oppurtunity)
merupakan strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar – besarnya.
2.
Strategi
ST (Strength and Threats)
Strategi ST (Strength and Threats)
merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
3.
Strategi
WO (Weakness and Oppurtunity)
Strategi WO (Weakness and Oppurtunity)
adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.
Strategi
WT (Weakness and Threats)
Strategi WT (Weakness and Threats)
merupakan strategi berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
c.
Lima
Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Analysis)
Analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan Portes’s
Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna
untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi
persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita
dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi
persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan. Berikut ini adalah kelima
Kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porter’s Five Forces
Analysis.
1.
Threat
of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Kekuatan ini menentukan seberapa mudah
(atau sulit) untuk masuk ke industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa
mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera
bermunculan. Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing pada
market yang sama maka profit atau laba akan semakin menurun. Sebaliknya,
semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru maka posisi perusahaan kita
yang bergerak di industri tersebut akan semakin diuntungkan.
2.
Bargaining
power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat
memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku pada harga yang tinggi ataupun
menjual bahan baku yang berkualitas rendah kepada pembelinya. Dengan demikian,
keuntungan perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya yang tinggi
untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah
daya tawar pemasok, semakin tinggi pula keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi
apabila hanya sedikit pemasok yang menyediakan bahan baku yang diinginkan
sedangkan banyak pembeli yang ingin membelinya, hanya terdapat sedikit bahan
baku pengganti ataupun pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
3.
Bargaining
power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau
kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli
dalam menuntut harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih
tinggi, semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan
produsen. Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan
juga semakin rendah. Di satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi
dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah
daya tawar pembeli maka semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.
Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah
produk pengganti yang banyak, banyak stok yang tersedia namun hanya sedikit pembelinya.
4.
Threat
of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi
apabila pembeli/konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau
produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang
rendah. Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin
menguntungkan perusahaan kita.
5.
Rivalry
among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Kekuatan ini adalah penentu utama,
perusahaan harus bersaing secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang
besar. Perusahaan kita akan semakin diuntungkan apabila posisi perusahaan kita
kuat dan tingkat persaingan pada pasar (Market) yang sama tersebut yang rendah.
Persaingan semakin ketat akan terjadi apabila banyak pesaing yang merebut
pangsa pasar yang sama, loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan
cepat digantikan dan banyak kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam
menghadapi persaingan.
C.
Pembahasan
a.
Penyebab
Kemunduran dan Kebangkrutan Perusahaan BlackBerry
Gonjang-ganjing BBM for all yang merebak
beberapa tahun yang lalu boleh jadi salah satu blunder paling fatal dari BlackBerry.
Kegagalan launching BBM for All semakin menegaskan bahwa BlackBerry sudah
berada di titik nadir. Sebelum ini, BlackBerry sebenarnya telah beberapa kali
melakukan blunder yang menyebabkan perusahan asal Kanada ini mengalami
kemunduran. BlackBerry sebelumnya pernah berjaya dalam industri smartphone.
Pada masa keemasannya di tahun 2007 dan 2008. Perusahaan ini bernilai USD 84 miliar. Produk-produknya pun
di gemari banyak orang.
Berikut adalah beberapa
kesalahan/blunder BlackBerry yang oleh para pengamat dianggap paling fatal
sehingga menyebabkan nilai saham perusahaan asal Kanada itu menurun drastis.
1.
Terlambat
menggunakan teknologi layar sentuh
Mantan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis,
pernah mengejek teknologi dari iPhone. Dia pernah mengatakan baterai iPhone
sangat minim kekuatan dan menolak adanya gagasan bahwa tidak akan mau mengetik
pada layar kaca. Pada saat itu BlackBerry baru meluncurkan keyboard QWERTY.
Namun, tren ponsel pintar terus berubah.
Pengguna lebih menginginkan ponsel yang memiliki layar lebar, layar sentuh,
pemutar musik dan video. Semuanya sudah dimiliki oleh produk-produk besutan
Apple.
BlackBerry tidak cepat beradaptasi dan
tidak cepat melakukan perubahan. Akhirnya mereka mulai ditinggalkan penggunanya
secara perlahan-lahan.
2.
Terlalu
fokus pada pembuatan produk Tablet BlackBerry PlayBook
Tablet BlackBerry PlayBook merupakan
salah satu kegagalan terbesar dalam industri teknologi gadget. Produk itu mulai
diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2010 dan mulai dipasarkan pada tahun
2011.
BlackBerry melakukan kesalahan besar,
semua sumber dayanya difokuskan untuk pembuatan BlackBerry PlayBook. Tim
pengembang smartphone juga ikut bekerja membuat BlackBerry PlayBook. Akhirnya
segmen smartphone mulai tidak diperhatikan.
Jika BlackBerry melewatkan pembuatan BlackBerry
PlayBook dan langsung memproduksi BlackBerry 10 pada waktu itu mungkin hasilnya
akan berbeda dan BlackBerry masih tetap berada di posisi teratas produsen smartphone.
3.
Kesalahan
besar ada di tangan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie
Dua mantan CEO BlackBerry Mike Lazaridis
dan Jim Balsillie, sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan
dengan CEO pengganti mereka, Thorsten Heins.
Lazaridis dan Balsillie sangat keras
kepala dan tidak mau berubah terhadap tren yang ada di pasar ponsel pintar.
Keduanya mengabaikan ancaman dari pesaing-pesaingnya Apple dan Google, malah
menghambur-hamburkan uang untuk pembuatan BlackBerry PlayBook.
Lazaridis dan Balsille pun mundur dari
jabatan CEO BlackBerry pada Desember 2011, dan menyerahkan kepada Heins, yang
resmi menjadi CEO pada Januari 2012. Heins masih terus berusaha membuat
perubahan, tapi BlackBerry sudah sangat jauh tertinggal dari para pesaingnya.
4.
Tertundanya
peluncuran BlackBerry 10 hingga tahun 2013.
Sistem operasi terbaru BlackBerry 10
baru dikeluarkan pada Januari 2013. Namun, pada saat yang sama pesaing mereka,
Apple sudah mengeluarkan iOS generasi keenam. Sedangkan Google telah
meluncurkan Android generasi keempat.
Untuk membuat suatu sistem operasi bukan
hal yang mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memproduksi sistem
operasi yang berkualitas baik. Seandainya Lazaridis dan Balsillie sudah bisa bersaing
terhadap produk iPhone pada tahun 2007 dan Android pada tahun 2008, mungkin BlackBerry
akan memiliki cerita berbeda.
Selain BlackBerry terjebak pada
perkembangan produk BlackBerry PlayBook, perusahaan juga lebih memilih
meng-update hardware dari pada sistem operasinya. Itu terjadi akibat dari
kepemimpinan yang buruk, dan benar-benar sangat memalukan bagi perusahaan.
5.
Kalah
bersaing dengan Android
Ponsel android pertama, HTC Drea, rilis
tahun 2008. Pada waktu itu belum banyak yang menganggapya sebagai pesaing berarti
di jagat smartphone dunia, termasuk BlackBerry.
Pemimpin BlackBerry gagal melihat visi
Google dan juga Apple bahwa ponsel tidak hanya semata komunikasi, namun akan
menjadi pusat entertainment dan didukung aplikasi bagus.
“Tren di dunia mobile yang paling
menarik adalah keyboard full qwerty,” demikian salah satu kengototan Lazaridis
yang menilai BlackBerry akan lebih unggul dari iPhone maupun Android.
Kenyataan berkata lain, pangsa pasar BlackBerry
terus tergerus dan Android menjadi sistem operasi ponsel terpopuler di dunia.
Aplikasi olah pesan BlackBerry Messenger (BBM) pun terpukul seiring
bermunculannya aplikasi alternatif seperti WhatsApp, LINE, WeChat dan Kakao
Talk.
Upaya BlackBerry menghadirkan handset
layar sentuh dengan nama Storm berbuah kegagalan sebab, layar sentuhnya kurang
responsif dan BlackBerry terkesan setengah-setengah membuatnya karena masih fokus
pada handset dengan keyboard fisik.
b.
Identifikasi
Internal faktor dan Eksternal Faktor / Analisa SWOT
1.
Internal
Faktor (Strength dan Weakness)
1.1.Strength
·
Perusahaan BlackBerry mempunyai tenaga
ahli / SDM yang mumpuni dibidang softwerenya.
·
BlackBerry Messenger (BBM) merupakan
fitur yang sudah menjadi identitas perusahaan dan brandingnya sudah mendunia.
1.2.Weakness
·
CEO BlackBerry seperti Mike Lazaridis
dan Jim Balsillie kurang tanggap mengikuti perkembangan jaman.
·
Salah target dengan terlalu fokus
mengerjakan tablet BlackBerry PlayBook dibanding smartphonenya.
2.
Eksternal
Faktor (Opportunities dan Threats)
1.1.Opportunities
·
Pangsa pasar yang luas terhadap
kebutuhan smartphone.
·
Manusia modern yang sulit dipisahkan
dengan gadget.
1.2.Threats
·
Kompetitor yang selalu berinovasi.
·
Selera konsumen yang selalu berubah.
c.
Matriks
SWOT
d.
Analisa
dengan 5 Kekuatan Porter
1. Threat
of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Perusahan BlackBerry menurut penulis
bukanlah pendatang baru sehingga dengan adanya kekuatan modal dan branding yang
dimiliki saat ini akan mampu bersaing dengan perusahaan yang bergerak pada
bidang yang sama.
2. Bargaining
power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Pengalaman perusahaan yang sudah lama
dalam pemasaran BlackBerry sebelum adanya pesaing khususnya di Indonesia,
merupakan modal awal dalam peningkatan suplay smartphone BlackBerry di pasaran.
3. Bargaining
power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Dengan pangsa pasar Asia sebagai yang
terbesar khususnya Indonesia maka harga BlackBerry terhitung mahal dibandingkan
dengan smartphone lain yang lebih terjangkau, untuk itu perusahaan harus
menekan harga agar sesuai dengan keadaan ekonomi konsumen.
4. Threat
of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Konsumen yang pada awalnya menggunakan
merk BlackBerry akhir-akhir ini beralih menggunakn smartphone tipe Android
maupun iPhone, yang mana notabene tipe Android harganya juga lebih murah.
5. Rivalry
among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Menjamurnya HP pada dua dasawarsa
terakhir tingkat persaingan dibidang gadget khususnya smartphone terbilang
kompetitif, maka dari itu perusahaan BlackBerry harus lebih inovatif lagi
kedepannya.
D.
Penutup
a.
Kesimpulan
Pada awalnya perusahaan Blacberry
merupakan perusahaan raksasa pada tahun 2000-an. Mereka mendominasi smartphone
pada masa itu, dan fitur BBM merupakan yang paling diminati dan merupakan
barang prestisius pada masa itu.
Dengan ketidakcakapan CEO pada masa itu
yang cenderung terlalu percaya diri dan menganggap enteng kompetitor serta
terlalu lamanya peluncuran BlackBerry 10 membuat pasar pada waktu itu beralih
menggunakan smartphone tipe iPhone dan Android. Perusahaan BlackBerry terlalu
lambat berinovasi sehingga tergerus dengan perkembangan jaman. Mereka terlalu
fokus terhadap pengembangan tablet BlackBerry PlayBook yang menurut pasar
terlalu biasa, menghabiskan finansial dan mereka salah menentukan target.
Seandainya mereka fokus terhadap pengembangan smartphone dibanding tablet
mungkin ceritanya akan lain.
b.
Rekomendasi
dan Strategi yang harus dilakukan Perusahaan
1. Membuat
agar SDM-nya terus mengembangkan softwere sesuai kebutuhan pasar.
2. Terlanjurnya
pembuatan tablet BlackBerry PlayBook maka dari divisi pemasaran harus lebih
agresif dalam melakukan promosi.
3. Pada
masa yang akan datang harus selektif dalam mengangkat CEO.
4. Manajemen
BlackBerry harus cepat tanggap dengan inovasi dari kompetitor.
5. Selalu
mengupgrade fitur BBM dan juga OS nya agar sesuai dengan selera konsumen.
No comments:
Post a Comment