HMI

Wednesday, February 27, 2019

Analisa SWOT Perusahaan BlackBerry


A.    Pendahuluan (Sejarah Singkat Perusahaan)
Pada awal mula berdiri tahun 1984 dua mahasiswa teknik asal Kanada yang bernama Mike Lazaridis yang kuliah di Universitas Windsor kedunya bekerjasama membuat sebuah perusahaan yang bernama Research In Motion. Perusahaan ini didirikan sebagai konsultan elektronik dan computer yang berbasis di Waterloo dalam waktu empat tahun perusahaan tersebut akan berfokus pada transmisi di atas wireless dan penyetingan wireless pada pelanggan dengan gelombang radio.
Pada tahun 1988 perusahaan ini semakin berkembang. Perusahaan Research In Motion ini menjadi sebuah perusahaan pertama dalam bidang pengembangan teknologi data wireless pertama di Amerika Utara dan menjadi salah satu perusahaan pertama di luar Skandinavia yang mengembangkan produk konektivitas untuk jaringan penukar data dengan wireless. Teknologi ini pada dasarnya digunakan untuk komunikasi bisnis seperti pemrosesan penjualan kartu kredit.
Pada Januari 2012 karena tidak berkembangnya perusahaan, pendiri sekaligus CEO dari RIM Jim Balsille dan Mike Lazaridis mengundurkan diri dari kepemimpinan, sedangkan jabatan tertinggi itu seterusnya akan dipegang oleh Thorsten Heins, pada Januari 2013 RIM mengeluarkan BlackBerry APP Word guna menyiapkan system operasi terbaru mereka yaitu BB10, BlackBerry App Word menyediakan layanan penjualan music dan video sehingga membuat RIM memulai persaingan langsung dengan iTunes milik APPLE dan Google Play. Setelah mengeluarkan BlackBerry 10 (Z10 dan Q10) RIM Secara resmi mengganti nama perusahaannya menjadi BlackBerry  nama ini sesui dengan nama produk smartphone andalan mereka.



B.     Landasan Teori
a.      Analisa SWOT
Definisi analisa SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
1.      S = Strength (Kekuatan)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2.      W = Weaknesses (Kelemahan)
Yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3.      O = Opportunities (Peluang)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4.      T = Threats (Hambatan)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
b.      Matrik SWOT
Menurut Rangkuti, Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis. Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT di atas :
1.      Strategi SO (Strength and Oppurtunity)
Strategi SO (Strength and Oppurtunity) merupakan strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2.      Strategi ST (Strength and Threats)
Strategi ST (Strength and Threats) merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3.      Strategi WO (Weakness and Oppurtunity)
Strategi WO (Weakness and Oppurtunity) adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.      Strategi WT (Weakness and Threats)
Strategi WT (Weakness and Threats) merupakan strategi berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
c.       Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Analysis)
Analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Portes’s Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan. Berikut ini adalah kelima Kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porter’s Five Forces Analysis.
1.      Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk ke industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan. Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing pada market yang sama maka profit atau laba akan semakin menurun. Sebaliknya, semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru maka posisi perusahaan kita yang bergerak di industri tersebut akan semakin diuntungkan.
2.      Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah kepada pembelinya. Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya yang tinggi untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pemasok, semakin tinggi pula keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak pembeli yang ingin membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti ataupun pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
3.      Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen. Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin rendah. Di satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.
Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah produk pengganti yang banyak, banyak stok yang tersedia namun hanya sedikit pembelinya.
4.      Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin menguntungkan perusahaan kita.
5.      Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan kita akan semakin diuntungkan apabila posisi perusahaan kita kuat dan tingkat persaingan pada pasar (Market) yang sama tersebut yang rendah. Persaingan semakin ketat akan terjadi apabila banyak pesaing yang merebut pangsa pasar yang sama, loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan cepat digantikan dan banyak kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi persaingan.






C.    Pembahasan
a.      Penyebab Kemunduran dan Kebangkrutan Perusahaan BlackBerry
Gonjang-ganjing BBM for all yang merebak beberapa tahun yang lalu boleh jadi salah satu blunder paling fatal dari BlackBerry. Kegagalan launching BBM for All semakin menegaskan bahwa BlackBerry sudah berada di titik nadir. Sebelum ini, BlackBerry sebenarnya telah beberapa kali melakukan blunder yang menyebabkan perusahan asal Kanada ini mengalami kemunduran. BlackBerry sebelumnya pernah berjaya dalam industri smartphone. Pada masa keemasannya di tahun 2007 dan 2008. Perusahaan ini  bernilai USD 84 miliar. Produk-produknya pun di gemari banyak orang.
Berikut adalah beberapa kesalahan/blunder BlackBerry yang oleh para pengamat dianggap paling fatal sehingga menyebabkan nilai saham perusahaan asal Kanada itu menurun drastis.
1.      Terlambat menggunakan teknologi layar sentuh
Mantan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis, pernah mengejek teknologi dari iPhone. Dia pernah mengatakan baterai iPhone sangat minim kekuatan dan menolak adanya gagasan bahwa tidak akan mau mengetik pada layar kaca. Pada saat itu BlackBerry baru meluncurkan keyboard QWERTY.
Namun, tren ponsel pintar terus berubah. Pengguna lebih menginginkan ponsel yang memiliki layar lebar, layar sentuh, pemutar musik dan video. Semuanya sudah dimiliki oleh produk-produk besutan Apple.
BlackBerry tidak cepat beradaptasi dan tidak cepat melakukan perubahan. Akhirnya mereka mulai ditinggalkan penggunanya secara perlahan-lahan.
2.      Terlalu fokus pada pembuatan produk Tablet BlackBerry PlayBook
Tablet BlackBerry PlayBook merupakan salah satu kegagalan terbesar dalam industri teknologi gadget. Produk itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2010 dan mulai dipasarkan pada tahun 2011.
BlackBerry melakukan kesalahan besar, semua sumber dayanya difokuskan untuk pembuatan BlackBerry PlayBook. Tim pengembang smartphone juga ikut bekerja membuat BlackBerry PlayBook. Akhirnya segmen smartphone mulai tidak diperhatikan.
Jika BlackBerry melewatkan pembuatan BlackBerry PlayBook dan langsung memproduksi BlackBerry 10 pada waktu itu mungkin hasilnya akan berbeda dan BlackBerry masih tetap berada di posisi teratas produsen smartphone.
3.      Kesalahan besar ada di tangan CEO BlackBerry, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie
Dua mantan CEO BlackBerry Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan dengan CEO pengganti mereka, Thorsten Heins.
Lazaridis dan Balsillie sangat keras kepala dan tidak mau berubah terhadap tren yang ada di pasar ponsel pintar. Keduanya mengabaikan ancaman dari pesaing-pesaingnya Apple dan Google, malah menghambur-hamburkan uang untuk pembuatan BlackBerry PlayBook.
Lazaridis dan Balsille pun mundur dari jabatan CEO BlackBerry pada Desember 2011, dan menyerahkan kepada Heins, yang resmi menjadi CEO pada Januari 2012. Heins masih terus berusaha membuat perubahan, tapi BlackBerry sudah sangat jauh tertinggal dari para pesaingnya.
4.      Tertundanya peluncuran BlackBerry 10 hingga tahun 2013.
Sistem operasi terbaru BlackBerry 10 baru dikeluarkan pada Januari 2013. Namun, pada saat yang sama pesaing mereka, Apple sudah mengeluarkan iOS generasi keenam. Sedangkan Google telah meluncurkan Android generasi keempat.
Untuk membuat suatu sistem operasi bukan hal yang mudah. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memproduksi sistem operasi yang berkualitas baik. Seandainya Lazaridis dan Balsillie sudah bisa bersaing terhadap produk iPhone pada tahun 2007 dan Android pada tahun 2008, mungkin BlackBerry akan memiliki cerita berbeda.
Selain BlackBerry terjebak pada perkembangan produk BlackBerry PlayBook, perusahaan juga lebih memilih meng-update hardware dari pada sistem operasinya. Itu terjadi akibat dari kepemimpinan yang buruk, dan benar-benar sangat memalukan bagi perusahaan.
5.      Kalah bersaing dengan Android
Ponsel android pertama, HTC Drea, rilis tahun 2008. Pada waktu itu belum banyak yang menganggapya sebagai pesaing berarti di jagat smartphone dunia, termasuk BlackBerry.
Pemimpin BlackBerry gagal melihat visi Google dan juga Apple bahwa ponsel tidak hanya semata komunikasi, namun akan menjadi pusat entertainment dan didukung aplikasi bagus.
“Tren di dunia mobile yang paling menarik adalah keyboard full qwerty,” demikian salah satu kengototan Lazaridis yang menilai BlackBerry akan lebih unggul dari iPhone maupun Android.
Kenyataan berkata lain, pangsa pasar BlackBerry terus tergerus dan Android menjadi sistem operasi ponsel terpopuler di dunia. Aplikasi olah pesan BlackBerry Messenger (BBM) pun terpukul seiring bermunculannya aplikasi alternatif seperti WhatsApp, LINE, WeChat dan Kakao Talk.
Upaya BlackBerry menghadirkan handset layar sentuh dengan nama Storm berbuah kegagalan sebab, layar sentuhnya kurang responsif dan BlackBerry terkesan setengah-setengah membuatnya karena masih fokus pada handset dengan keyboard fisik.
b.      Identifikasi Internal faktor dan Eksternal Faktor / Analisa SWOT
1.      Internal Faktor (Strength dan Weakness)
1.1.Strength
·         Perusahaan BlackBerry mempunyai tenaga ahli / SDM yang mumpuni dibidang softwerenya.
·         BlackBerry Messenger (BBM) merupakan fitur yang sudah menjadi identitas perusahaan dan brandingnya sudah mendunia.
1.2.Weakness
·         CEO BlackBerry seperti Mike Lazaridis dan Jim Balsillie kurang tanggap mengikuti perkembangan jaman.
·         Salah target dengan terlalu fokus mengerjakan tablet BlackBerry PlayBook dibanding smartphonenya.
2.      Eksternal Faktor (Opportunities dan Threats)
1.1.Opportunities
·         Pangsa pasar yang luas terhadap kebutuhan smartphone.
·         Manusia modern yang sulit dipisahkan dengan gadget.
1.2.Threats
·         Kompetitor yang selalu berinovasi.
·         Selera konsumen yang selalu berubah.
c.       Matriks SWOT

d.      Analisa dengan 5 Kekuatan Porter
1.      Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
Perusahan BlackBerry menurut penulis bukanlah pendatang baru sehingga dengan adanya kekuatan modal dan branding yang dimiliki saat ini akan mampu bersaing dengan perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama.
2.      Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Pengalaman perusahaan yang sudah lama dalam pemasaran BlackBerry sebelum adanya pesaing khususnya di Indonesia, merupakan modal awal dalam peningkatan suplay smartphone BlackBerry di pasaran.
3.      Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
Dengan pangsa pasar Asia sebagai yang terbesar khususnya Indonesia maka harga BlackBerry terhitung mahal dibandingkan dengan smartphone lain yang lebih terjangkau, untuk itu perusahaan harus menekan harga agar sesuai dengan keadaan ekonomi konsumen.
4.      Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)
Konsumen yang pada awalnya menggunakan merk BlackBerry akhir-akhir ini beralih menggunakn smartphone tipe Android maupun iPhone, yang mana notabene tipe Android harganya juga lebih murah.
5.      Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)
Menjamurnya HP pada dua dasawarsa terakhir tingkat persaingan dibidang gadget khususnya smartphone terbilang kompetitif, maka dari itu perusahaan BlackBerry harus lebih inovatif lagi kedepannya.



D.    Penutup
a.      Kesimpulan
Pada awalnya perusahaan Blacberry merupakan perusahaan raksasa pada tahun 2000-an. Mereka mendominasi smartphone pada masa itu, dan fitur BBM merupakan yang paling diminati dan merupakan barang prestisius pada masa itu.
Dengan ketidakcakapan CEO pada masa itu yang cenderung terlalu percaya diri dan menganggap enteng kompetitor serta terlalu lamanya peluncuran BlackBerry 10 membuat pasar pada waktu itu beralih menggunakan smartphone tipe iPhone dan Android. Perusahaan BlackBerry terlalu lambat berinovasi sehingga tergerus dengan perkembangan jaman. Mereka terlalu fokus terhadap pengembangan tablet BlackBerry PlayBook yang menurut pasar terlalu biasa, menghabiskan finansial dan mereka salah menentukan target. Seandainya mereka fokus terhadap pengembangan smartphone dibanding tablet mungkin ceritanya akan lain.
b.      Rekomendasi dan Strategi yang harus dilakukan Perusahaan
1.      Membuat agar SDM-nya terus mengembangkan softwere sesuai kebutuhan pasar.
2.      Terlanjurnya pembuatan tablet BlackBerry PlayBook maka dari divisi pemasaran harus lebih agresif dalam melakukan promosi.
3.      Pada masa yang akan datang harus selektif dalam mengangkat CEO.
4.      Manajemen BlackBerry harus cepat tanggap dengan inovasi dari kompetitor.
5.      Selalu mengupgrade fitur BBM dan juga OS nya agar sesuai dengan selera konsumen.

No comments: